SURABAYA| BKKBN Provinsi Jawa Timur menggelar kegiatan Diskusi Santai Bareng Awak Media dengan tema sentral: “Analisis Tenaga Kerja Menyongsong Bonus Demografi.” di Sambang Cafe, Kebatang Surabaya, Jumat (20/6/25).
Di moderatori Taufik Daryanto, diskusi ini menjadi forum refleksi bersama mengenai peran media dalam membentuk narasi pembangunan kependudukan ke depan.
Diskusi dihadiri Kepala BKKBN/Kemendukbangga Jatim Dra Maria Ernawati, MM, Sekretaris Perwakilan Ghana Renaldi Pasca Surya, SH MAk. Kemudian juga dihadiri Ketua IPADI Jatim, Ahmad Sjafi’i, SE ME. Selanjutnya ada Humas BKKBN Jatim, Taufik Daryanto, SPsi MSc dan Iwan Yulianto, SPd., MSi.
Dalam sambutannya, Maria Ernawati menegaskan, saat ini pengendalian penduduk sudah mencapai target. Untuk mencapai bonus demografi, fokus BKKBN pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Dijelaskan, berbicara pengendalian penduduk, itu sudah selesai. Berdasarkan Sensus Penduduk 2020, angka Total Fertility Rate (TFR) Jawa Timur sudah 1,97. Artinya, rata-rata perempuan hanya melahirkan dua anak, dan itu sudah cukup.
Keberhasilan pengendalian kuantitas penduduk harus dibarengi dengan persiapan menghadapi bonus demografi. Baginya, bonus demografi bukanlah hadiah yang datang begitu saja, tetapi peluang yang harus dimanfaatkan dengan perencanaan yang matang.
“Namanya bonus, tidak selalu jadi hal yang positif kalau tidak kita persiapkan. Justru bisa menjadi hambatan bagi pembangunan jika tidak dikelola dengan baik,” imbuhnya lagi.
Diskusi ini menjadi langkah konkret untuk mempererat sinergi antara BKKBN Jawa Timur dan awak media, dalam menyambut tantangan serta peluang menuju Indonesia Emas 2045.
Dengan keterlibatan media yang aktif dan kritis, pesan-pesan strategis pembangunan keluarga dan kependudukan diharapkan dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas dan tepat sasaran.
Untuk itu, di acara diskusi, Maria mengajak seluruh awak media untuk berperan aktif dalam menyuarakan pentingnya pembangunan keluarga dan kesiapan Sumber Daya Manusia menuju Indonesia Emas 2045. Ia berharap, media bisa menjadi mitra strategis dalam mengedukasi publik mengenai manfaat dan tantangan dari bonus demografi.
“Harapan saya, dari diskusi ini teman-teman media bisa menuliskan di medianya masing-masing – baik media cetak, elektronik, digital, TV, atau radio – tentang sisi positif bonus demografi dan bagaimana kita harus mempersiapkan SDM sejak dini,” kata Maria.
Dalam forum tersebut, Maria juga menyinggung perubahan struktural di tubuh BKKBN yang kini menjadi bagian dari kementerian. Transformasi ini membawa dampak besar terhadap skala dan cakupan kerja organisasi, terutama dalam mengawal isu kependudukan dan pembangunan keluarga.
“Kalau saya analogikan, rumah kita sekarang lebih besar, tugas kita juga lebih besar. Fokus kita sekarang hanya dua: kependudukan dan pembangunan keluarga,” tutupnya.@