“Uri Uri Budaya”, Lestarikan Budaya Leluhur Kota Pasuruan

PASURUAN | Gelaran budaya “Uri-uri Budoyo” di lapangan Bong Mancilan Pohjentrek, Kamis (22/5/25) jadi pusat perhatian warga Kota Pasuruan. Kegiatan ini di prakarsai oleh Saiful M-Bara, menunjukkan upaya serius dalam melestarikan budaya lokal di tengah arus modernisasi.

Acara “Uri-uri Budoyo” di Lapangan Bong Mancilan mengundang walikota,dispendik,budaya dan tidak luput p.camat sama bu lurah. Kapolsek Purworejo, Ayik Suhaya yang juga menjabat sebagai Wakil Gubernur LIRA, Badrus Salam dari LSM AJIB, dan Saiful Songot dari LSM PENJARA.
Panitia sangat menyesalkan ketidak hadiranya walikota,dinas terkait, seharusnya ada perwakilan wakil walikota atau sekda,dan dinas terkait yg diundang dr jauh jauh hari sebelum pelaksanaan dimulai. Ayiik suhaya menyesalkan ketidak hadiranya.
Selain itu, acara ini juga dimeriahkan oleh para tokoh seni dan ribuan masyarakat yang antusias hadir. Kehadiran tokoh-tokoh penting dan masyarakat ini menunjukkan besarnya minat dan dukungan terhadap pelestarian budaya lokal dan kegiatan positif di Kota Pasuruan.

Ratusan warga Pasuruan menikmati pertunjukan seni tradisional yang memukau, termasuk tarian dan musik khas Jawa Timur, serta berbagai wahana hiburan keluarga yang menambah kemeriahan suasana. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sebagai pengingat pentingnya budaya sebagai identitas bangsa.

Dengan demikian, pelestarian budaya menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga warisan leluhur dan memperkuat jati diri masyarakat. Melalui kegiatan seperti “Uri-uri Budoyo”, masyarakat dapat terus terhubung dengan akar budaya mereka sambil menikmati hiburan yang berkualitas.

Pohjentrek sendiri memiliki beberapa titik penting yang berkaitan dengan pelestarian budaya dan kegiatan sosial, seperti Pencak Silat Kuntu Mancilan: Warisan budaya Kota Pasuruan yang sudah berusia dua abad dan masih lestari hingga kini. Perguruan ini memiliki 16 ranting yang tersebar di Kota dan Kabupaten Pasuruan, bahkan hingga satu ranting di Bali.

Baca Juga  GIIAS 2004 Surabaya siap tampilkan Industri Otomotif Baru

Ayik Suhaya menambahkan keseruan dalam momen kebersamaan dengan memberikan doorprize berupa uang tunai kepada tiga peserta yang terpilih secara langsung di tengah keramaian.

Selain itu, beliau juga mengucapkan teks Pancasila dengan lantang, sebagai bentuk penguatan nilai-nilai kebangsaan dan kesadaran akan pentingnya ideologi negara di tengah masyarakat.

“Langkah ini menunjukkan komitmennya dalam mempromosikan persatuan dan kesatuan bangsa melalui momen-momen kebudayaan dan kebersamaan. Dengan adanya gelaran budaya “Uri-uri Budoyo” dan kegiatan lainnya, Pohjentrek menunjukkan semangat dalam melestarikan budaya dan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya,” jelas Ayik.

Dengan demikian, pelestarian budaya menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga warisan leluhur dan memperkuat jati diri masyarakat. Melalui kegiatan seperti “Uri-uri Budoyo”, masyarakat dapat terus terhubung dengan akar budaya mereka sambil menikmati hiburan yang berkualitas.

“Kegiatan ini menunjukkan komitmen masyarakat dan tokoh-tokoh penting dalam melestarikan budaya lokal dan memperkuat identitas bangsa. Dengan berbagai pertunjukan seni tradisional, hiburan keluarga, dan momen kebersamaan, “Uri-uri Budoyo” menjadi contoh nyata upaya pelestarian budaya yang dapat menginspirasi masyarakat lainnya,” tutupnya.@har